Review Cerita Film "Nyai Ahmad Dahlan The Movie"


Sedikit Mengulas uneg-uneg tentang cerita film "Nyai Ahmad Dahlan" setelah menonton bersama keluarga. Baik penilaian Sebagai warga Muhammadiyah & penilaian Sebagai Penikmat Film.

Penilaian saya sebagai warga Muhammadiyah terhadap film ini, Saya merasa bangga dengan film ini karena disini mengisahkan bagaimana perjuangan dalam pendirian organisasi Muhammadiyah & Aisyiyah, dikisahkan  juga bagaimana ketaatan sebagai peran seorang istri terhadap suami & keluarga. Inti filmnya ini sebenarnya ingin memberikan pesan bahwa Perempuan itu harus sepadan perannya dengan laki-laki tapi tidak juga melupakan fitrahnya sebagai perempuan.
Cerita kehidupan Nyai dgn Ahmad Dahlan yang saling mendukung satu sama lain untuk membangun bangsa digambarkan juga romantis sampai membuat kesan bahwa cinta adalah landasan dalam menjalani hidup & perjuangan.



Akan tetapi, penilaian saya sebagai penikmat film, saya agak kecewa & menyayangkan alur sepanjang ceritanya yang terlalu datar &  membosankan. Padahal ada banyak adegan-adegan konflik atau cerita-cerita yang apabila lebih di eksploitaisi lagi bisa menjadi jalan cerita yang menarik. Seperti saat adegan penolakan warga terhadap ajaran Muhammadiyah atau saat ada tentara jepang yag ingin menjajah dan menyuruh warga untuk menyembah matahari, semua persoalan dan konflik itu hanya diselesaikan singkat saja dengan inti klimaks yang sedikit memaksa.
Alur jalan ceritanya banyak terlalu dipangkas agar berjalan cepat, Kalau ada yg sudah membaca biograpi Nyai Ahmad Dahlan di wikipedia, pasti merasa seakan naskah ceritanya hasil dari biograpi wikipedia itu sendiri.
Penokohan-penokohannya juga terlalu fokus cuma ke Nyai & Ahmad Dahlannya saja sehingga karakter pendukung yang lain seperti Jenderal Sudirman, Bung Tomo, Kyai Haji Mas Mansyur, dan lainnya terabaikan & terlupakan. Padahal ada banyak juga beberapa karakter pendukung yang kalau di eksploitasi lagi bakal menjadi karakter yang menarik & diingat, kayak si mbah yang mau belajar membaca, menulis, ngaji.
Saya yakin setelah menonton film ini, beberapa penonton pasti hanya mengingat wajah pemeran Nyai dan Ahmad dahlannya ketimbang dengan dengan karakter yang lain, Bahkan karakter keluarga-keluarga dari Nyai dan Ahmad dahlan seperti anak-anak & cucu-cucu beliau juga akan cepat dilupakan penonton.

Ceritanya memang tidak berhubungan dengan cerita pendahulunya seperti dalam film “Sang Pencerah” karena baik pemeran, sutradara, & produsernya sudah jelas berbeda. Jadi kalau ekspetasi sebelum menonton film ini akan sama seperti saat menonton Sang Pencerah, bersiaplah mungkin anda akan sedikit kecewa karena dibandingkan dengan film Sang Pencerah yang dulu, film ini terasa jauh kualitasnya baik cerita, gambar suasana, & penokohannya.
Tapi tidak ada salahnya juga untuk ditonton karena dengan film ini juga dapat memberikan motivasi kepada masyarakat luas khususnya bagi warga Persyarikatan Muhammadiyah untuk terus berkarya dan berkontribusi terhadap kemajuan Persyarikatan Umat dan Bangsa.

Miftahurrizqi, M.Kom

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tips Cara Menghandle, Bermain, dan Melatih Sugar Glider Agar Lebih Bonding.

Tips Menternakkan Sugar Glider

Resiko Memelihara Sugar Glider untuk Pemula.